![]() |
Sumber: etsy.com |
Hm, saat membaca judul tulisan ini mungkin ada
yang serta merta menuduhku sebagai perempuan liar, sekuler, liberal, komunis,
kurang iman, dan tidak punya rasa malu. Tapi sebenarnya tujuanku adalah membuat
sebuah kejutan pada otak kita yang mungkin beku dan tidur panjang karena
doktrin dalam sistem masyarakat yang memelihara tabu soal 'vagina' dan
'payudara' STOP! Jangan
berburuk sangka dulu ya.
Mari berpikiran terbuka.
BERKENALAN DENGAN VAGINAMari berpikiran terbuka.
VAGINA, secara sederhana dimaknai sebagai kanal yang
menghubungkan antara organ reproduksi dalam tubuh perempuan dengan dunia luar.
Ia memiliki peran penting dalam proses produksi seorang manusia dari A-Z.
Karenanya kita nggak perlu malu atau risih membahasnya, sebab vagina bagian
penting dari tubuh dan kehidupan setiap orang. Dalam dunia biologis, vagina
masuk kedalam sistem anatomi reproduksi perempuan (the female genital organs).
Posisi vagina dalam keseluruhan sistem tubuh manusia sama pentingnya dengan
kepala, mata, kaki, hidung, jari-jari, sampai anus. Hanya saja, keistimewaan
fungsi vagina adalah sebagai kanal kelahiran manusia baru yang sebelumnya
dibentuk didalam rahim. Vagina tuh kayak akan bilang
"Hello, darling," kepada yang berhak memasukinya.
![]() |
Sistem reproduksi perempuan. |
Gambar diatas menunjukkan kepada kita bahwa
vagina (yang selama ini menjadi tolak ukur moral sebuah masyarakat) hanyalah
bagian kecil saja dari rumitnya sistem reproduksi perempuan. Analogi
sederhananya adalah, vagina merupakan pagar pembuka sebelum kita memasuki rumah
bernama sistem reproduksi dalam tubuh perempuan. Ciptaan Tuhan sangat indah,
bukan?
MORAL KITA DITENTUKAN OLEH VAGINA LHO
Rasa malu dan risih memperbincangkan vagina
datang dari pemahaman keliru yang memfungsikan vagina hanya dalam urusan
seksualitas. Padahal, tanpanya Adam dan Hawa tidak akan memiliki keturunan
sebanyak ini, yang di abad sekarang saja berjumlah sekitar 7 milyar orang.
Lagipula ngapain harus malu dan risih memperbincangkan vagina
sementara moral masyarakat kita terletak padanya. Tidak percaya? Mari kita
mundur ke belakang, pada awal mula keberadaan manusia di bumi. Sejak saat itu
kehormatan sebuah keluarga dan kelompok masyarakat terletak pada tubuh
perempuan, pada vagina. Bukan pada wajah yang cantik, kepala yang berisi otak
nan cerdas, jantung sehat atau sepasang mata yang indah. Karenanya, dalam
banyak kebudayaan dapat kita temui penghormatan terhadap vagina yang terekam di
candi-candi mereka, yang disandingkan dengan penis milik lelaki.
Masih nggak percaya? Silakan aja cek sejumlah patung atau candi atau tugu. Bahkan nih Monumen Nasional alias Monas kebanggaan Indonesia, khususnya warga Jakarta merupakan gambaran dari Lingga dan Yoni, alias bersatunya vagina dan penis. Apakah perlambang vagina dan penis tersebut merupakan bentuk merosotnya moral orang Indonesia? Ye nggak lah. Keduanya justru menjadi perlambang perkembangbiakan spesies manusia di bumi. Dan itu lambang paling purba tentang rasa bangga manusia atas kemampuan spesiesnya sendiri dalam memperbanyak keturunan untuk menguasai bumi.
![]() |
Ulekan, alat tumbuh menumbuk warisan zaman purba yang juga perlambang lingga dan yoni (Sumber: munthu.com) |
Dan marilah kita ke dapur. Jika di dapur kita
memiliki sepasang cobek dan ulekan seperti gambar di atas, maka itu juga
perlambang persatuan vagina dan penis, meskipun lebih banyak digunakan untuk
mengulek bahan makanan. Makanya, dalam pernikahan adat Sunda sering ada tuh seremoni
alu dan cawan yang sebenarnya merupakan simbol bersatunya dua tubuh sepasang
pengantin dan terjadinya pembentukan manusia baru melalui kegiatan si vagina
dan si penis, dan perpaduan segala yang berpasangan dalam kehidupan manusia
seperti senang dan susah, siang dan malam, manis dan pahit, bahagia dan
sengsara, memberi dan menerima, dan sebagainya.
Jadi, jangan suka berburuk sangka sama vagina.
Tanpanya, mana bisa kita keluar dari rahim ibu,
kan?
PENISTAAN PADA VAGINA
Sedihnya, vagina yang sebenarnya sakral itu
sering dijadikan kambing hitam dalam urusan moral sebuah masyarakat. Tapi, si
penis nggak tuh dijadikan alat ukur moral. Padahal, sejarah mencatat bahwa
sebagian besar pelaku kekerasan seksual adalah lelaki, dan perempuan adalah
korbannya. Sehingga meletakkan kehormatan sebuah masyarakat kepada kelompok
yang seringkali menjadi korban merupakan sebuah kekeliruan. Kenapa nggak kita
meletakkan kehormatan masyarakat pada penis lelaki, sehingga kita melihat
indikatornya dari cara mereka memperlakukan perempuan.
Peletakan kehormatan pada vagina berlaku sampai
sekarang. Negara-negara di kawasan timur bumi yang malu-malu kucing
memperbincangkan vagina adalah yang paling serius menjadikannya sebagai tolak
ukur kehormatan. Di negara-negara Timur Tengah (juga terjadi di Barat)
misalnya, vagina yang dipenetrasi secara paksa melalui kekerasan seksual
seperti pemerkosaan dapat menyebabkan seorang gadis dibunuh keluarganya sendiri
demi menjaga kehormatan keluarga atau yang dikenal dengan honor
killing (baca disini, disini,disini,disini dll).
Kisah tentang perempuan-perempuan korban kekerasan seksual yang mengalami victim blaming (baca disini, disini) dan dihabisi keluarga sendiri bertebaran dimana-mana. Seakan-akan ada hukum yang mengatakan bahwa jika vaginamu tidak suci lagi, tak peduli engkau korban perkosaan atau seorang pezina, maka engkau pantas mati atas nama kehormatan keluarga. Tak seorang pun peduli atas pendapatmu, tubuhmu, kehormatanmu dan masa depanmu karena kamu perempuan!
![]() |
Beberapa kisah memilukan korban kekerasan seksual |
Dan tak satu masyarakat pun yang menempatkan kehormatan mereka pada kemaluan
laki-laki alias penis, sehingga meski mereka melakukan kejahatan seksual
(bahkan bisa berulang kali), masyarakat memaklumi dan memaafkannya. Tak satu
masyarakat pun di dunia yang menghabisi kehormatan seorang laki-laki karena
melakukan kekerasan seksual. Paling hanya dipenjara, dikebiri atau dihukum
mati.
Tapi stigmatisasi (yang lebih menyakitkan daripada hukuman jenis apapun) tak pernah dilekatkan kepada mereka. Inilah mengapa kasus kekerasan seksual terus terjadi, bahkan dengan cara yang paling mengerikan, seperti kasus pemerkosaan plus gagang cangkul terhadap Eno, bahkan tak jarang pelakunya menjadi residivis. Ada juga kisah keluarga korban yang mencabut laporan kasus pemerkosaan karena sang pemerkosa menikahi putri mereka yang menjadi korban (baca kasusnya disini, disini, disini, disini dll). Dengan menikahi korban, pelaku bebas dari hukuman dan dia dianggap bermartabat! Hukum macam apa ini?
![]() |
Kisah korban perkosaan yang dipaksa menikahi pemerkosanya |
Lihatlah dengan baik! nyaris tak ada yang
berdiri untuk menjunjung tinggi kehormatan perempuan korban perkosaan.
Orang-orang lebih peduli pada kehormatan keluarga (inilah alasan mengapa setiap
orang harus melek hukum!). Orang-orang hanya peduli soal tubuh dan vagina yang
telah dikoyak dan dirusak. Tapi sama sekali melupakan tangisan jiwa di
perempuan, lupa haknya untuk mendapat keadilan. Tak bisa kubayangkan bagaimana
menderitanya menikah dengan seorang pelaku pemerkosaan demi sebuah kehormatan.
Bukankah itu tak beda dengan menikahi pembunuh yang menggorok leher kita hingga
nyaris putus?
MEMERKOSA VAGINA ATAU KEHORMATAN?
Ada banyak alasan mengapa seseorang melakukan
pemerkosaan mulai dari keinginan melampiaskan hasrat seksual, balas dendam,
kebencian dan penghinaan khusus pada perempuan, sampai kesengajaan agar
dinikahkan dengan korban. Saat seseorang melakukan pemerkosaan maka sebenarnya
ia tidak hanya sedang melakukan penetrasi paksa terhadap vagina seorang
perempuan, tapi lebih kompleks dari itu. Ia tengah berusaha menciptakan sebuah
nilai dengan tujuan mendominasi dan merusak kehidupan si korban secara
keseluruhan seumur hidupnya, lahir dan batin, lalu mengendalikan opini dalam
masyarakat dengan cara memposisikan perempuan sebagai manusia kotor (mengapa
yang kotor, tidak suci dan rusak adalah korban dan bukan pelaku?)
Kembali pada gambar sistem reproduksi perempuan di atas, maka jika sebuah kasus kekerasan seksual berupa perkosaan terjadi, sesungguhnya si pelaku bukan hanya sedang merusak kanal bernama vagina, melainkan merusak sistem reproduksi perempuan. Bayangkan saja, dalam perkosaan terjadi penetrasi yang dipaksakan dan tentu saja menyakitkan. Lantas jika di korban hamil anak dari di pemerkosa, hancurlah sudah dunia dalam sistem reproduksinya. Oleh sebab itu, mengapa korban perkosaan biasanya mengalami trauma berat hingga banyak yang memilih bunuh diri. Karena perkosaan bukan hanya merusak kanal bernama vagina, melainkan merusak semesta sistem reproduksi. Dan tidak satupun perempuan di dunia ini yang menghendaki semestanya dirusak lelaki tidak bermoral yang merampok kehormatannya. Yang paling diinginkan oleh perempuan adalah memiliki anak dari lelaki yang mereka cintai dan kasihi.
Kembali pada gambar sistem reproduksi perempuan di atas, maka jika sebuah kasus kekerasan seksual berupa perkosaan terjadi, sesungguhnya si pelaku bukan hanya sedang merusak kanal bernama vagina, melainkan merusak sistem reproduksi perempuan. Bayangkan saja, dalam perkosaan terjadi penetrasi yang dipaksakan dan tentu saja menyakitkan. Lantas jika di korban hamil anak dari di pemerkosa, hancurlah sudah dunia dalam sistem reproduksinya. Oleh sebab itu, mengapa korban perkosaan biasanya mengalami trauma berat hingga banyak yang memilih bunuh diri. Karena perkosaan bukan hanya merusak kanal bernama vagina, melainkan merusak semesta sistem reproduksi. Dan tidak satupun perempuan di dunia ini yang menghendaki semestanya dirusak lelaki tidak bermoral yang merampok kehormatannya. Yang paling diinginkan oleh perempuan adalah memiliki anak dari lelaki yang mereka cintai dan kasihi.
Sudah tak terhitung lagi kasus yang memposisikan korban pemerkosaan sebagai biang kerok terjadinya kekerasan seksual. Selain akan mendapat stigma sebagai perempuan kotor, hina, sampah dan tidak perawan, masa depan korban juga rusak, bahkan dalam konteks mengakses pendidikan dan ekonomi/pekerjaan (baca disini). Tetapi stigma yang sama tidak pernah dilekatkan kepada laki-laki sebagai pelaku kejahatan, karena dalam masyarakat kita 'lelaki nakal dan bejat' dianggap wajar sebagai penunjuk kejantanan. Sialnya, kaum perempuan juga sering latah menyalahkan korban pemerkosaan sebagai 'pemancing' hidupnya iblis dalam tubuh laki-laki.
Menurutku, inilah kedudukan seorang pemerkosa:
- Seorang pemerkosa adalah ciptaan yang sombong kepada Tuhan (bukankah ia memerkosa dihadapan Tuhan dan merusak ciptaanNya dengan sengaja? Iblis saja tidak melakukan hal demikian
- Seorang pemerkosa tidak menghormati ibunya, dia lupa bahwa ia lahir ke dunia ini melewati vagina ibunya yang suci, sesuci milik perempuan yang ia rusak tubuh dan kehormatannya
- Seorang pemerkosa tidak memiliki kemampuan mencintai
- Seorang pemerkosa lupa bahwa karma berlaku. Bahwa doa korban perkosaan tak terhalang dengan Tuhan. Seseorang yang pernah melakukan pemerkosaan, bisa jadi kelak salah satu keturunannya akan menjadi korban kejahatannya sebagai jawaban atas doa korbannya.
MENGAPA MENGHORMATI VAGINA?
Menghormati vagina itu penting. Alasannya
sangat sederhana: menghormati vagina adalah menghormati ibu dan Sang Pencipta.
Vagina adalah bagian dari kehidupan setiap orang, laki-laki maupun perempuan.
Karenanya ia sakral. Sifatnya yang sakral bukan hanya karena ia berjasa teramat
banyak dalam proses pembentukan dan kelahiran manusia, dimana kelahiran seorang
bayi telah merusak vagina seorang ibu dan mematahkan 20 tulang dalam waktu
bersamaan (baca disini). Yang terpenting adalah bahwa
vagina itu kreasi Sang Pencipta, bagian dari sistem yang sangat rumit yang
dibuat untuk tujuan mulia. Dengan demikian, menghormati vagina bukan sekadar
menghormati hak perempuan dan tubuhnya yang memang diciptakan sangat indah,
tapi menghormati Tuhan, Sang Pencipta. So, nggak perlu malu dan
risih.
Terakhir, jika merasa sulit memahami tulisan ini, mari bertanya pada ibu masing-masing bagaimana sakitnya saat melahirkan kita ke dunia ini dan mengapa mereka memilih bersabar. Bisa juga ditambah dengan membaca artikel ini, tentang 17 perubahan menyakitkan pada tubuh perempuan setelah melahirkan bayinya, saat kita merusak vagina dan berbagai organ tubuh ibu (baca disini). Beberapa ibu bahkan harus terganggu psikologinya setelah melahirkan (baca disini, disini, disini).
Bahkan jutaan ibu harus meregang nyawa saat mengeluarkan bayi kecil dari tubuh mereka karena sakit tak tertanggungkan. Terutama untuk pembaca laki-laki, sebelum engkau berniat bertindak jahat pada perempuan, siapapun dia, ingatlah ibumu. Sebagaimana engkau tak mau seorang pun berlaku jahat pada ibumu, begitu juga perasaan orang lain untuk anggota keluarga perempuan mereka. Jangan hancurkan kehormatan ibumu dan membebaninya dengan rasa malu yang tak tertanggungkan, seakan-akan dia telah melakukan kesalahan dengan melahirkanmu, dengan menjadi pelaku kejahatan terhadap kehormatan perempuan lain.
Depok, 28 Mei 2016
Bahan bacaan:
http://metro.co.uk/2015/02/25/17-terrifying-truths-youll-only-understand-if-youve-had-a-baby-5070798/
http://www.bbc.com/news/world-asia-india-31483956
https://www.washingtonpost.com/news/morning-mix/wp/2014/05/28/in-pakistan-honor-killings-claim-1000-womens-lives-annually-why-is-this-still-happening/
http://www.theatlantic.com/politics/archive/2015/04/honor-killings-in-america/391760/
http://news.nationalgeographic.com/news/2002/02/0212_020212_honorkilling.html
http://www.examiner.com/article/honor-killing-father-burns-15-year-old-daughter-to-death-for-talking-to-fiance
Tulisan yang indah Mbak, semoga dengan ini kesadaran masyarakat kita semakin bertambah dengan tidak terus menerus menyalahkan korban ya mbak.
ReplyDeleteTerima kasih sudah mampir mba Rani. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua.
DeleteSalam.
Tulisan yg bagus, bahkan pria yg sdh menikahpun kadang tdk menghormati vagina, spt memaksa berhubungan pdhal istrinya habis melahirkanm sdg haid,atau sedang sakit, memaksa terus melahirkan,berselingkuh dgn PSK lantas berhubungan lg dgn istrinya hingga istrinya tertular penyakit kelamin,apalagi pemerkosa...anak2 laki2 harus disjarkan menghormsti vagina karena mereka keluar dari sana dan mendapat kenikmatan dari sana
ReplyDeleteTerima kasih sudah mampir Mba Misfah. Betul sekali bahwa kasus2 demikian sering terjadi. Dan kita bertugas membuat orang-orang disekitar kita mengerti.
DeleteSalam.
Dan saya begitu sedih banyak sekali anak2 ingusan yg memperjualbelikan vaginanya demi uang yg tak seberapa. Ini terjadi di sekitar saya Mbak. Miris. Tak berhargakah vagina mereka :( *nangis di pojokan*
ReplyDeleteTerima kasih sudah mampir mba Ika (eh nama kita sama ya)
DeleteHm, kasus begitu kompleks pembahasannya karena pasti melibatkan banyak variabel termasuk bagaimana si anak dididik untuk menghormatinya tubuhnya sendiri di rumah mereka. Atau bisa jadi mereka manis di rumah tp nakal diluar. Karenanya bonding dalam keluarga penting.
Salam.
Termasuk pemiliknya juga harus menghormatinya dan harus menjaganya dengan sangat berhati-hati ya, Mba.
ReplyDeleteTerima kasih sudah mampir mba Anggarani. Yup, pendapat Mba betul sekali. Perempuan harus menjaga dirinya sebelum meminta orang lain menghormatinya.
DeleteSalam.
Selalu suka dengan artikel2 mbak yang berisi. Mantap..
ReplyDeleteSaya jadi kepikiran tentang pemerkosan yang menikahi korbannya. Duh, gimana rasanya ya.. -_-
Terima kasih sudah mampir mba Dessy, dan atas apresiasinya.
DeleteKalau saya sih ngeri banget ya membayangkan menikah dengan pelaku kekerasan seksual. Kemungkinan rumah tangganya ada KDRT dan si perempuan selalu dalam posisi lemah karena si lelaki dengan pongah merasa telah menyelamatkan dia.
Salam.
Semoga kita semua dilindungi dari segala bentuk kejahatan ya mbak :), saya miris dengan berita akhir - akhir ini apalagi saya punya anak perempuan yang benar- benar harus dijaga
ReplyDeleteTerima kasih sudah mampir mba Tia. Betul, rasanya dunia udah nggak aman lagi. Semoga kita terhindar dari perkara demikian.
DeleteSalam
Ngena banget nih artikelnya. Kehormatan perempuan ada di vagina, kalau sudah ternoda runtuhlah kehormatannya. Itu juga yang sering aku bilang ke adik dan anak perempuanku. Semoga Allah melindungi kita semua dari semua kejahatan..
ReplyDeleteTerima kasih sudah mampir mba Ika (nama kita sama ya?). Jangan lupa ditambah bahwa kaum lelaki yang melakukan kekerasan seksual juga kehormatannya telah runtuh dan tak bisa dikembalikan.
DeleteSalam.
Subhanallah, tulisannya indah sekali mba
ReplyDeleteTerima kasih sudah mampir Deniz.
DeleteSemoga kita semua bisa berfikir indah juga soal vagina yang sakral dan berterima kasih pada Sang Pencipta, bahwa vagina yang sering dinistakan adalah organ yang sangat kuat, meski jutaan ibu mengalami kematian saat menjalani tugas melahirkan manusia-manusia kecil..
Salam,
Keren banget mba, sukses sll mba ^^
ReplyDeleteTerima kasih sudah mampir mba Herva, dan atas apresiasinya. Jangan lupa dishare ke teman-teman ya siapa tahu bermanfaat buat mereka.
DeleteSalam.
setiap membaca, mendengar kasus perkosaan dan turunannya (penyidikan, pengadilan) saya selalu merasa perih, pedih, sedih,marah. stigma yang dilekatkan kepada korban itu begitu mengerikan.
ReplyDeletekasus demi kasus terjadi, makin meremang rasa takut saya. masa depan kita bagaimana? punya anak perempuan was-was, punya anak lelaki pun cemas. ya Alloh.
dan berita dari brazil tentanf gang rape sungguh mengoyak hati saya mbak. perih sungguh. mungkin lebih baik si korban mati. bagaimana bisa dia melupakan sekian puluh wajah pemerkosanya? ah, saya jadi ingat jugun ianfu.
Terima kasih sudah mampir mba Damarojat. Ya betul baca kisah tentang kekerasan seksual selalu bikin saya mau muntah. Keji sekali. Mereka lupa bagaimana. Mereka dilahirkan ibu. Jika hukum di dunia tak bisa memberi keadilan pada korban, saya kira Surga adalah hadiah bagi mereka. Saya yakin Allah Maha Adil.
DeleteSalam
Bagus sekali Mbak, tulisannya.
ReplyDeleteMemang banyaknya kasus pemerkosaan akhir2 ini sangat menyayat hati. Saya sampe nangis kalo ada berita yang dilakukan banyak orang. Duh.
Semoga mereka yang sudah tertangkap maupun yang belum kelak akan mendapat hukuman yang teramat sangat berat.
Terima kasih sudah mampir mba Mugniar.Semoga kelak para pelaku dihukum setimpal dan masyarakat semakin saling menjaga diri.
DeleteSalam
Tulisan yang nice. Yaaa benar juga. Termasuk mengajarkan para perempuan untuk menghormati dirinya sendiri dengan cara, pandai menjaga diri, sejak dini. Juga bagaimana para anak lelaki diajarkan untuk lebih menghormati ibunya, juga saudarinya
ReplyDelete^.^
Terima kasih sudah mampir mba Akarui Cha. Betul sekali, kita semua harus menghormati diri dan orang lain.
DeleteSalam.
Suatu tanggapan yang serius, yang mewakili seorang perempuan. Tebarkanlah pesonamu dan engkau akan dikoyak, hargailah dan hormatilah apa yang ada didirimu dan engkau akan dimuliakan. salam mbak Ika...
ReplyDeleteTerima kasih sudah mampir bang Halaidin,
DeletePerempuan penuh pesona bukan untuk dikoyak. Penghargaan atas tubuh perempuan juga harus dilakukan laki-laki. Tak berhak ia merusak mereka yang menebar pesona sekali pun, jika mereka paham apa fungsi suci penciptaan laki-laki.
Salam
Tebar pesona bukan saja dilakukan oleh perempuan, tetapi juga laki-laki demi untuk memenuhi libido seksualnya. Tanggapan saya merupakan manifestasi keduanya, dimana laki-laki dan perempuan harus menghargai apa yang ada dalam dirinya. Kita sama-sama ingin dimuliakan.
Deletesalam dari Sulawesi Tenggara..
Terima kasih atas opininya yang indah bang Halaidin...
DeleteSemoga penduduk bumi saling menyayangi satu sama lain
Salam,
Tulisan ini mewakili semua perasaan wanita mba :") and you deliver it in a good way. Terkadang saya juga mikir apakah tidak pernah terpintas oleh pelaku tentang ibu maupun anak perempuan mereka. Dan ini juga berlaku pada catcalling atau street harassment, seakan-akan memang wanita itu rendah :(
ReplyDeleteTerima kasih sudah mampir mba Fahdiana.
DeleteBetul mba, rasanya kepala mereka menjadi kosong ya saat melakukan tindakan kejam itu pada perempuan. Semoga anak-anak lelaki yang terlahir dari rahim kita nggak menjadi seperti mereka.
Salam
Hai Mbak Ika, salam kenal ^^
ReplyDeleteWow tulisannya bagus sekali, benar-benar tegas dengan fakta-fakta yang ada.
Bener-bener menyentuh, ditambah ada video terima kasih untuk ibu :')
Terima kasih sudah mampir mba Wuri dan salam kenal juga.
DeleteSila dibagikan jika tulisan ini bermanfaat bagi saudara-saudara kita sesama manusia. Semoga kebaikan senantiasa menyertai kita semua.
Salam,
Truely agree mbak. Aku baru baca abis blogwalking di BP. Ngena bgt, kita kayak disalahin mulu. Pdhl dr sisi lain, ada juga pihak yg salah. Nggak semata2 kayak kita doang yg mancing cowok2 huhu
ReplyDeleteHaha iya. Makanya sebagai perempuan kita harus berusaha untuk meng-counter semua pendapat menyesatkan itu
DeleteTulisan ini sangat mewakili setiap wanita mba untuk semakin mencintai dirinya sendri dn untuk masyarakat di luar sana yg mindsetnya masi sj mengabgap sebela mata untuk wanita2 yg perba mengalami seprti ini.sukses selalu ya mba. Mksi sda mw sharing hal positif sprti ini.
ReplyDeleteHalo Agatha, terima kasih sudah membaca tulisan ini. Saya merasa senang jika tulisan sederhana ini bermanfaat bagi perempuan Indonesia dalam mengenal tubuhnya sendiri.
DeleteTulisan yang menarik
ReplyDeleteTerima kasih.
DeleteTulsisanya menarik. Sangat di sayangkan, sedikit banyak mendengar tentang beberapa
ReplyDeleteMuda mudi bercerita tentang sex di luar nikah atas nama sama sama suka lalu di tinggalkan. Anehnya lagi si cowo tidak merasa bersalah dan malah bangga dengan kelakuannya tersebut.
Yup betul, banyak lelaki merasa 'jantan' saat semakin banyak meniduri perempuan. Sifat busuk ini berasal dari rumah/keluarga, di mana lelaki selalu dianggap 'jantan' bahkan saat melakukan hal-hal yang merugikan orang lain. Sementara perempuan dianggap apes. Padahal, seks dilakukan dua orang, sehingga kalau mau menyalahkan maka salahkan keduanya. Itulah mengapa saya berusaha pelan-pelan berkontribusi dalam membangun kesadaran itu. Sudah saatnya kita mendidik lelaki untuk mengedepankan tanggung jawab alih-alih 'kejantanan' yang justru sering jadi masalah bagi diri mereka sendiri.
DeleteTulisannya indah sekali mbak ❤
ReplyDeleteTugas kita juga nanti untuk mengajarkan kepada anak2 kita, generasi yang lebih baru, agar lebih saling menghargai. Manusia, laki atau perempuan adalah sama, punya hak dan kewajiban yang sama. Jangan sampai kita mengajarkan dobel standar kepada anak2 kita.
Salam kenal ☺