![]() |
The Girl Who Saved The King of Sweden |
Hidup memang bukan lelucon, sama sekali bukan. Tetapi
kadangkala hidup berjalan dengan penuh kelucuan dan kadang-kadang kegetiran
yang sangat patut ditertawakan. Seperti hidup gadis buta huruf bernama Nombeko
Mayeki asal Soweto, Afrika Selatan. Gadis nynetrik ini lahir dari keluarga sangat-sangat-sangat miskin dan bodoh dengan kedua orangtua miskin dan bodoh dengan
kehidupan yang malang yang lucu. Afrika Selatan tahun 1970 adalah negara yang
miskin, kumuh, jorok, bodoh dan entah berantah lah. Oleh sebab itu, banyak orang
hidup dibawah garis kemiskinan karena buta huruf.
Tapi, orang-orang cerdik tahu
saja celah untuk mendapatkan uang ditengah kehidupan busuk semacam itu:
mendirikan perusahaan layanan buang air besar. Logikanya, sebodoh dan semiskin
apapun orang-orang di Soweto, toh mereka harus buang hajat. Alangkah baiknya
jika perkara buang hajat ini dimanfaatkan dan mendatangkan uang.
Nah, Nombeko kecil yang berusia 12 tahun mengambil peluang sebagai salah satu
karyawan pengangkut ember tinja. Karena rajin dan orang-orang terdidik tidak
ada yang sudi menjadi pekerja disana, maka pada usia 14 Nombeko naik jabatan
sebagai manajer di wilayah Soweto. Yah, lumayan gajinya bisa mencukupi
kehidupan busuknya bersama ibunya yang pemabuk di gubuk mereka. Sampai kemudian
ia berhasil menemukan orang yang mengajarinya membaca dengan upah tidak
melaporkan orang itu ke polisi karena telah mencoba memerkosanya. Nombeko
berfikir bahwa dengan membaca ia akan mengubah hidupnya dan suatu hari bisa ke
kota.
Dan benar setelah si lelaki -guru membacanya- meninggal karena
dibunuh 3 perempuan sinting haus darah, Nombeko bertualang ke ibukota
Johanesburg. Sialnya ia malah menjadi korban tabrakan. Dan sialnya lagi sebagai
korban yang tidak pernah sekolah apalagi paham hukum, tak punya uang dan tak
punya pengacara ia malah kena hukuman penjara di sebuah pusat riset bom atom
selama 7 tahun. Nombeko yang berfikir ekonomis menganggap hukuman itu sebagai
anugerah sebab selama tujuh tahun ia akan belajar banyak hal dan tentu saja
makan dan tempat tinggal gratis, yang jauh lebih baik dari kebusukan Soweto. Deal
pun dibuat antara korban dan pelaku tabrakan. Sungguh aneh.
Di pusat riset itu ia menjadi tukang bersih-bersih
sekaligus asisten seorang insinyur bodoh. Selain makan dan tidur gratis, ia
kini bisa membaca banyak sekali buku di perpustakaan dan sesekali belajar
matematika dan fisika dari pertemuan berbagai insinyur di ruang rapat saat ia
harus menyuguhkan kopi. Juga mendengar berbagai berita internasional dari
radio. Ia juga suka bersekongkol dengan 3 gadis Tiongkok yang ditahan
karena menjadi pelaku pemalsuan barang antik hingga suatu hari mereka bisa
melarikan diri dari tempat itu bersama sebuah bom atom -ilegal- yang seharusnya
menjadi milik Israel via Mossad yang tersohor licik dan ingin membumi hanguskan
Palestina.
Melalui serangkaian kejadian aneh, lucu dan menggemaskan Nombeko,
bom atom dan 3 gadis Tionghoa tiba di Swedia dengan selamat. Dan hidup mereka
bertiga berubah. Di Swedia Nombeko bertemu seorang pemuda -yang
secara administrasi tidak eksis, karena ambisi dan kegilaan orang tuanya-
dan berhasil membawa bom atom dari kedutaan Israel ke rumah Holger bersaudara
di sebuah tempat illegal untuk pemukiman. Holger bersaudara terbagi menjadi
Holger satu si sulung yang berambisi meruntuhkan monarki, dan Holger dua yang
terpelajar tapi selalu sial karena ia tidak eksis hanya ingin kehidupan normal.
Holger dua dan Nombeko yang pada akhirnya pacaran memutuskan untuk
menyembunyikan masalah bom itu dari Holger satu dan pacarnya yang pemarah, sebab
mereka ingin memberikan bom itu pada Perdana Menteri Swedia yang -sumpah
akibat protokoler- sangat sulit dihubungi.
Sampai kemudian sebuah peristiwa
tak terduga mempertemukan Nombeko, -semacam penculikan oleh kaum
revolusioner amatiran dan pemarah- Holger dua, Holger satu, Raja Swedia,
Perdana Menteri dan seorang bangsawan yang merangkap sebagai petani kentang -setelah
terkurung dalam truk kentang, tentu saja-. Juga dengan seorang agen Mossad
yang putus asa dan kebingungan.
Setelah negoisiasi di meja makan bersama menu dari kentang -hasil curian-
dan ayam selesai dan semua orang senang termasuk Holger satu dan pacarnya yang
memutuskan tidak jadi melakukan revolusi, Raja dan Perdana Menteri kembali ke
kantor mereka dengan membawa Nombeko dan Holger bertemu dengan presiden China
Hu Jintao. Kemampuan bahasa Mandarin Nombeko yang ia pelajari dari tiga gadis
Tiongkok yang kini sedang asyik membangun bisnis baru di Swiss, membuatnya
mampu masuk ke lingkaran atas pejabat pemerintahan internasional sekaligus
menjadi teman baik mantan utusan Tiongkok ke Afrika Selatan bertahun-tahun
silam.
Akhirnya si bom atom dibawa ke China sebagai hadiah Swedia untuk China,
sebab negara monarki yang memutuskan bersikap netral dari percaturan klaim
nuklir dan bom antar negara -sesungguhnya- tidak membutuhkan bom atom.
Nah, karena jasa politisnya ini bertahun-tahun kemudian saat Nombeko dan Holger
dua memiliki bayi, ia mendapatkan jabatan impiannya yaitu menjadi duta besar
Swedia untuk Afrika Selatan. Lalu disana pula ia dan Hu Jintao melakukan reuni
dengan menikmati taman safari. Nombeko pun hidup bahagia.
![]() |
Alam Swedia yang indah. |
Apakah mungkin hidup selucu, semudah, seindah dan
sebahagia demikian? Menurut Nombeko sendiri sih probabilitasnya 1: 45.766.212.810. Ah, hidup memang lucu dan menggemaskan. Dan saatnya mereka yang terlalu serius
menjalani hidup mengambil cuti dari kantor lalu pergi ke satu tempat terbaik
untuk membaca novel ini sembari menikmati camilan dan nyanyian burung. Lebih
asyik lagi kalau ada teman mengobrol tentang hal-hal lucu dan menggemaskan
seperti Nombeko Mayeki di tempat seperti gambar dibawah ini, di Swedia.
Depok, 20 Maret 2016
No comments:
Post a Comment