![]() |
Masjid |
Menyimak perdebatan di media mengenai pemimpin
Muslim versus non-Muslim kadang-kadang bikin sebel bukan kepalang. Sebab
perdebatan lebih banyak membahas hal-hal yang tidak ada hubungannya dengan
kualitas si calon pemimpin yang dibutuhkan untuk memimpin masyarakat heterogen.
Melainkan hal-hal seperti ketakutan yang belum terbukti, prasangka yang
dibuat-buat dan acuan-acuan yang tidak ilmiah. Dan, tentu saja dengan membawa
ayat-ayat Al-Qur'an sebagai pembenar.
Berpendapat
demikian bukan berarti aku tidak mau dipimpin seorang Bupati, Gubernur atau
Presiden yang Muslim. Melainkan karena kadang-kadang sebagai umat Islam
aku tidak bisa menolak fakta bahwa banyak daerah yang dipimpin seorang Muslim
tapi tak ada masalah yang selesai disana, bahkan korupsi masih merajalela, hukum
dibuat jungkir balik, kriminalitas tinggi dan urusan kemiskinan sama
sekali tidak teratasi. Tidak semua memang, tapi jika rela blusukan di
kampung masing-masing maka kita harus mau menerima kenyataan pahit itu.
Pemimpin Muslim dalam banyak hal belum mampu menunjukkan kualitasnya dalam memenuji
janji politisnya, dalam hal ini memenuhi nilai-nilai Islami. Jika alasan kita
membutuhkan pemimpin Muslim agar kegiatan beribadah kita tidak terganggu,
berjilbab tidak dilarang, atau pengajian tidak dibubarkan maka nampaknya
kita perlu berjalan-jalan ke negeri-negeri non-Muslim dimana hal-hal itu tidak
menjadi masalah.
Baru-baru
ini aku membaca sebuah berita mengenai nasib para sipir penjara di Belanda
yang terancam PHK karena jumlah pelaku kriminal semakin hari semakin berkurang
dan LP sepi. Kok bisa, padahal Belanda bukan negara Islam dan tidak
menerapkan syariat Islam? Bagaimana bisa negara yang tidak dipimpin seorang
Muslim bisa menekan angka kriminalitas sedemikian mengagumkan?
Bahkan Kementerian Kehakiman Belanda meliris data bahwa angka kriminalitas di
negaranya turun 0,9% per tahun dan sebanyak 13.500 sel mulai kehilangan
penghuninya (masih ada sih yang dipenjara, tapi kurang dari 1000 orang).
Akibatnya sekitar 17.000 karyawan di LP terancam di PHK dan menjadi
pengangguran. Wah, hebat sekali ya! kalau di Indonesia sih kejahatan
dikendalikan dari penjara, itu kehebatan jenis yang lain, bukan?
Berita
lain yang mungkin terasa aneh bagi para perindu pemimpin Muslim adalah
bahwa negara-negara Skandinavia di Eropa sana dalam beberapa penelitian dinilai
lebih Islami dari negara Islam seperti Arab Saudi, Qatar, Kuwait dan
Malaysia. Bagaimana bisa? Padahal mereka tidak dipimpin oleh orang Islam dan
tidak menerapkan syariat Islam.
![]() |
Peace Global Index |
Sebuah
penelitian yang dilakukan oleh Hossen Askari, Guru Besar di George Washington
University, Amerika Serikat terhadap 208 negara memberikan hasil
mengejutkan. Tidak ada satupun negara Islam yang masuk kategori Islami. Irlandia,
Denmark, Luksemburg, dan Selandia Baru secara mengejutkan mendapatkan predikat
sebagai negara Islami. Diikuti Swedia, Singapura, Finlandia, Norwegia dan
Belgia.
Adapun negara-negara Islam seperti Malaysia, Arab Saudi, Qatar dan
Kuwait menempati posisi terbawah. Pasalnya negara-negara Islam yang menerapkan
syariat Islam itu adalah negara dengan pemerintahan yang korup, hukum
yang bisa dibeli dan keterbelakangan dalam pendidikan dan ekonomi. Negara
kita bagaimana nasibnya? Maaf beribu maaf bahwa Indonesia tercinta harus menempati
posisi sangat rendah dan tertinggal jauh dari Malaysia.
Islami
atau tidak Islaminya sebuah masyarakat atau bangsa tidak ditentukan
oleh jumlah pemeluk Islam, jumlah masjid dan sekolah Islam, jumlah
penghapal Al-Qur'an atau bahkan jumlah jemaah haji per tahun. Melainkan
bagaimana nilai-nilai dalam Al-Qur'an (yang dijadikan rujukan) terlaksana
dengan baik dalam kehidupan.
"If a country, society, or community displays characteristics such as unelected, corrupt, oppressive, and unjust rulers, inequality before the law, unequal opportunities for human development, absence of freedom of choice (including that of religion), opulence alongside poverty, force, and aggression as the instruments of conflict resolution as opposed to dialogue and reconciliation, and, above all, the prevalence of injustice of any kind, it is prime fact evidence that it is not an Islamic community," karena nilai-nilai tersebut tidak sesuai dengan hukum Allah dalam Al-Qur'an.
Dan uniknya, negara-negara yang tidak dipimpin orang
Islam dan tidak menerapkan syariat Islam malah menjadikan nilai-nilai Islam sebagai
panduan dalam bernegara dan bermasyarakat. Mengherankan, bukan?
Studi ini diperkuat oleh Global
Peace Index tahun 2015 yang menempatkan negara-negara seperti
Irlandia, Denmark, Austria, Selandia Baru, Jepang, Australia, Kanada dan
beberapa negara Eropa lain sebagai negara paling damai di dunia. Sementara
negara-negara di Timur Tengah, Afrika dan Asia merupakan negara paling tidak
aman di dunia. Silakan unduh laporannya: DISINI.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan 23 indikator kualitatif dan
kuantitatif terhadap 162 negara di dunia, yang mencakup 99,6% populasi dunia.
Dan negara-negara yang damai itu tentulah diatur oleh pemimpin yang menjalankan
aturan dengan sedemikian baiknya. Dan sedihnya, negara-negara Islam tidak
termasuk didalamnya.
![]() |
Good Leader |
Jadi,
kembali ke soal perdebatan mengenai harus atau tidaknya seorang Muslim menjadi
pemimpin skala Bupati, Gubernur, Presiden yang banyak bersileweran di media
menurutku sangat melelahkan dan garing. Perdebatan tersebut tidak
menyentuh kebutuhan paling mendesak bangsa kita: pemimpin yang jujur, tidak
korup, pengayom semua, demokratis, dan mampu membawa bangsa ini kedalam kondisi
sejahtera sebagaimana janji kemerdekaan. Sebagai bangsa dengan perbedaan
budaya, bahasa, dan agama tingkat tinggi yang kita butuhkan itu bukan pemimpin
Muslim, tapi yang menjalankan nilai-nilan Islam. Pemimpin yang Islami. Bukan
Islam sebagai simbol pribadinya saja, tapi Islam dalam pikiran, perkataan,
perbuatan.
Sebagai
Muslim tentu saja aku merindukan sebuah masyarakat Islam yang damai, sejahtera
dan aman dalam perlindungan para pemimpinnya. Tapi, aku tidak bisa menutup mata
dari fakta bahwa pada saat ini para pemimpin publik (pejabat pemerintahan)
Muslim sama sekali tidak mencerminkan kualitas sebagai pemimpin Islami. Gampang
saja melihat indikatornya: infrastruktur yang parah, pelayanan publik yang
memihak orang-orang kaya, penerimaan pegawai yang penuh suap, hukum yang
jungkir balik, gap yang tinggi antara si kaya dan
miskin, tingginya angka kriminalitas, tingginya angka kematian bayi dan ibu
melahirkan, tingginya angka putus sekolah dan anak-anak yang bekerja dibawah
umur, tingginya angka perempuan yang bekerja di sektor informal di luar negeri,
tingginya angka human trafficking, korupsi, prostitusi dan banyak
lagi.
Yang paling gampang dilihat dan direkam publik adalah, jika setelah
memegang kekuasaan seseorang menjadikan anggota keluarganya sebagai rezim
pemerintahannya bahkan sampai urusan tender proyek, satu kata: dia tidak Islami
karena telah melakukan praktek kolusi dan nepotisme meski dia telah
berhaji lebih dari 10 kali. Dan itu yang sebagian besar terjadi dalam masyarakat
kita.
Jadi bagaimana dong? Kesimpulannya adalah karena Indonesia
bukan negara Islam dan tidak menerapkan syariat Islam, maka siapa saja
boleh jadi pemimpin. Tugas pemimpin di Indonesia itu adalah menjalankan amanat Pancasila
dan UUD 1945 yang telah dirumuskan para pendiri bangsa. Kalau dia seorang Muslim dengan kepribadian
sangat baik dan mampu menjadikan bangsa ini sebagai the most Islamic
country in the world, maka bersyukurlah karena itu bonus dari langit.
Depok,
Maret 2016
Bahan
bacaan:
http://internasional.kompas.com/read/2016/03/23/11534721/Penjara.Kosong.Melompong.Ribuan.Sipir.di.Belanda.Terancam.Nganggur.
http://www.theguardian.com/world/2015/mar/03/dutch-prisoners-sue-government-over-deal-for-norweigan-convicts-to-take-their-cells
http://internasional.kompas.com/read/2014/06/10/2151008/Studi.Irlandia.Negara.Paling.Islami.di.Dunia
http://www.telegraph.co.uk/news/worldnews/europe/ireland/10888707/Ireland-leads-the-world-in-Islamic-values-as-Muslim-states-lag.html
https://themuslimissue.wordpress.com/2015/07/22/not-so-peaceful-religion-6-of-10-least-peaceful-countries-are-islamic/
http://www.hdwallpaper.nu/islamic-wallpapers/
https://pencilwith.wordpress.com/2015/06/
No comments:
Post a Comment