![]() |
Seri rumput laut pedas kesukaan aku nih. |
Suatu hari aku dan teman-temanku
di kosan nonton film tentang miliarder muda asal Thailand
yang begitu memukau. Dalam film itu dikisahkan seorang pemuda dari
keluarga berada tiba-tiba harus mengubah haluan hidupnya tatkala ayahnya
terlibat hutang yang cukup besar karena bangkrut. Saat aset-aset keluarga
mereka disita oleh bank dan orang tuanya memutuskan untuk pindah ke China,
Ittipat, pemuda 18 tahun yang tidak cengeng, memutuskan untuk berhenti kuliah
dan menekuni bisnis untuk membayar hutang-hutang ayahnya senilai 40 juta Bath.
Ia meyakinkan kedua orangtuanya bahwa semua akan baik-baik saja. Untuk memodali bisnisnya, ia
menghabiskan seluruh tabungannya dan gagal. Lalu ia bertanya pada banyak orang
soal bagaimana cara menjual yang baik hingga kepada seorang Dekan di sebuah
universitas ternama di Thailand. Dari Dosen tersebut ia memperoleh ilmu bahwa
kemasan penting dalam menjual sebuah produk makanan, agar makanan tak cepat
langu. Meski ia tahu bahwa mesin pengepak kemasan makanan harganya mahal,
tetapi ia membelinya juga. Ia menjual beberapa unit komputernya yang sebelumnya
ia gunakan untuk bermain game dan mengumpulkan uang sejak masih duduk di bangku
SMU.
Ia memulai usaha makanan ringan
dari rumput laut. Ia menginvestasikan seluruh uangnya untuk membeli
bahan-bahan, yang setelah semua bahan diuji coba ternyata gagal. Sang Paman,
yang tak lain adalah pengasuhnya sejak ia masih kecil, menasehatinya agar ia
berhenti membuang-buang uang untuk sebuah upaya yang belum tentu berhasil dan
menyusul orangtuanya ke China, Ittipat tak menyerah. Sampai kemudian tanpa
sengaja ia berhasil menemukan cara agar rumput lautnya bisa digoreng sempurna,
dimakan tanpa rasa pahit dan dijual. Ia dan pamannya pun menjual produk mereka
di sebuah swalayan dan mendapat sambutan hangat yang memacu kembali semangat
bisnisnya.
Suatu hari pihak Bank datang dan
menyegel rumahnya, dan ia tak punya pilihan bahwa ia harus pergi. Tetapi ia
kemudian menemui seseorang di Bank dan berusaha meminjam uang untuk modal
usahanya, tetapi bank menolaknya karena ia masih dibawah umur dan tak punya
agunan sebab rumah keluarganya pun telah disita oleh bank. Suatu hari yang lain, Ittipat
pergi ke 7-Eleven dan menemukan fakta bahwa perusahaan itu besar dan punya
cabang dimana-mana di Thailand. Maka ia bertekad untuk memasukkan produknya ke
jaringan 7-Eleven. Dengan polosnya ia membawa contoh produknya ke kantor
7-Eleven dan ditolak karena kemasannya jelek dan harganya mahal. Sedangkan
rata-rata produk yang dijual di 7-Eleven bermutu baik, kemasan menarik dan
harga terjangkau. Meski melalui tantangan yang sulit, setelah ia memperbaiki
kemasan Ittipat berhasil memasukkan produknya ke 7-Eleven.
Masalah baru muncul ketika Sevel
meminta Ittipat mengirim produk mereka sejumlah tertentu sesuai hari yang ditentukan
untuk dikirim ke cabang-cabang Sevel dan melihat pabriknya. Saat itu perasaan
Ittipat bercampur aduk antara gembira dan kalang kabut. Bagaimana caranya
membuat sebuah pabrik dalam waktu singkat sedangkan ia tak punya uang? Demi
menolong keluarganya, Ittipat pun menjual mobil kesayangannya untuk mereparasi
sebuah ruko milik keluarganya menjadi pabrik dadakan dan memodali usahanya. Meski ia melalui beberapa tantangan, tetapi Ittipat berhasil dan dalam waktu
dua tahun setelah itu ia menjadi miliarder muda yang mengesankan dunia. Karena
bisnisnya berkembang cepat, ia bisa melunasi hutang orangtuanya dan bisa
meminjam uang ke bank untuk memperbesar bisnisnya.
BEKERJA, BEKERJA DAN BEKERJA
Sebelum nonton film ini aku tak
tahu bahwa ada produk camilan rumput laut bernama Tao Kae Noi asal Thailand.
Beberapa hari kemudian aku membelinya di sebuah minimarket dan ya, benar saja
rasanya enak (meski harganya lumayan mahal). Kemudian aku sempat membeli
sebungkus yang lebih besar dengan hadiah buku kecil tentang kisah Ittipat.
Meski sedikit berbeda dengan kisah yang ada dalam film, tetapi secara garis
besar kisah ini mengabarkan kepada dunia tentang pembuktian tekad dan
kesungguhan anak muda. Aitthipat
Kulapongvanich alias Ittipat alias Tob/ Top adalah CEO
of Taokaenoi Food & Marketing Co., LTD asal Thailand
yang berhasil menjadikan perusahaannya mendominasi (70% penjualan di Thailand)
penjualan makanan ringan dari rumput laut di Thailand dan diekspor ke 27 negara
di dunia termasuk Indonesia.Ia mulai mengumpulkan uang sendiri sejak
usia 16 tahun dari kegemarannya bermain game online dan kemudian berbisnis
Chesnut pada usia 17 tahun.
Dan pada usia 18 tahun, saat ayahnya mengalami kebangkrutan, banyak hal mengubah hidupnya hingga ia dikenal sebagai miliarder muda tersukses. Selama 3 tahun sejak ia memulai bisnis rumput laut, ia tinggal di pabrik untuk mengontrol bisnisnya, tidak bergaul, tidak punya pacar dan hanya membeli 10 kemeja baru. Ia tak peduli akan lelah, sebab yang penting baginya ia hanya bekerja, bekerja dan bekerja. Ia bahkan mengontrol sendiri grafik penjualan produknya di cabang-cabang 7-Eleven dengan mencatatnya di sebuah buku catatan kecil setiap kali ia pulang ke rumah. Dan ia berhasil.
Dan pada usia 18 tahun, saat ayahnya mengalami kebangkrutan, banyak hal mengubah hidupnya hingga ia dikenal sebagai miliarder muda tersukses. Selama 3 tahun sejak ia memulai bisnis rumput laut, ia tinggal di pabrik untuk mengontrol bisnisnya, tidak bergaul, tidak punya pacar dan hanya membeli 10 kemeja baru. Ia tak peduli akan lelah, sebab yang penting baginya ia hanya bekerja, bekerja dan bekerja. Ia bahkan mengontrol sendiri grafik penjualan produknya di cabang-cabang 7-Eleven dengan mencatatnya di sebuah buku catatan kecil setiap kali ia pulang ke rumah. Dan ia berhasil.
Kisah Ittipat memberi pembuktian yang mengejutkan tentang tekad, semangat dan keberanian seorang pemuda dalam mewujudkan impiannya. Ittipat yang bisa saja menyerah dan menjalani kehidupan biasa-biasa saja, memilih untuk berjuang dengan meninggalkan bangku kuliah dan mengembangkan bisnisnya demi menolong ayahnya dan dirinya sendiri. Ia bahkan harus rela kehilangan pacarnya karena ia tak punya waktu untuk bersenang-senang, bahkan sekedar berbelanja pakaiannya sendiri. Selama dua tahun di masa kritisnya mengembangkan bisnisnya, ia hanya peduli pada 'cara' bagaimana agar impiannya berhasil sebelum ia bisa bersenang-senang kembali dengan menikmati kerja kerasnya.
Ittipat telah memberi contoh kepada dunia, terutama kaum muda, untuk bersikap berani dan pantang menyerah dalam mencapai impian. Memang Ittipat memiliki sedikit keberuntungan dengan keberadaan beberapa aset milik keluarganya dan dirinya sendiri untuk dijadikannya modal usaha, dibanding jutaan pemuda lainnya yang sejak lahir hidup miskin dan tak bisa mengandalkan aset siapapun untuk memulai bisnis. Namun, pesan paling penting yang layak menjadi perhatian kaum muda untuk berjuang seperti Ittipat adalah mengetahui apa yang diinginkan dan berusaha mewujudkannya. Berikut kata Ittipat: "Apa yang membuat saya lebih beruntung dari orang lain seumuran saya adalah saya mengetahui apa yang saya inginkan ketika saya berumur 18 tahun dan saya lakukan saat itu juga."
Selain itu, Ittipat memandang 'Masalah' sebagai
'kesempatan' dimana ia menjadikan semua hal yang menjadi masalah baginya
sebagai peluang untuk menjadi lebih baik. Keberhasilan Ittipat juga dipengaruhi
oleh perubahan pola pikirnya akan uang. Ia membedakan uang menjadi 'uang mudah'
dan 'uang sulit'. Ia mengatakan bahwa "nilai dari uang yang mudah
diperoleh benar-benar berbeda dari uang yang yang susah didapatkan.
Kedua-duanya tetap sama-sama uang. Keduanya dapat membayar tagihan. Namun nilai
dalam pikiran kita berbeda." Semoga kisah Ittipat memberi
inspirasi bagi kita semua dalam meraih impian. Oh ya, film ini berjudul: The Billionaire.
Jakarta, 12 Agustus 2015
No comments:
Post a Comment