![]() |
Sumber: STPN Press |
Sejak lama aku
selalu bermimpi menjadi penulis. Bukan soal bahwa penulis bisa menjadi kaya
layaknya pebisnis, tetapi lebih kepada aku ingin diingat sebagai penulis oleh
orang-orang yang membaca buku-bukuku bahkan setelah kematianku. Menjadi penulis
bukanlah perkara mudah. Sebab penulis memerlukan latihan, trik, selera dan
imajinasi. Oleh karena itu, sejak kecil aku selalu melatih diriku menulis
hal-hal sederhana didalam buku harianku. Dan ketika aku mengenal internet, aku
mulai lebih konsisten menulis di blog ini dan juga blog keroyokan kompasiana.
Menulis, bukan hanya bermodal imajinasi. Tetapi juga pengalaman membaca,
melihat dan mendengar. Maka modal utama seorang penulis selain konsisten atas
latihan menulisnya, juga konsisten membaca, melihat dan mendengar.
Meski kupikir aku
akan gagal, aku selalu merawat mimpi menjadi penulis. Dalam banyak sekali
kesempatan, dan selama bertahun-tahun lamanya, tulisan-tulisan panjangku selalu
terganjal di tengah jalan, tak selesai. Atau ketika aku memberanikan diri mengirimkan
sebuah naskah ke penerbit, tak layak terbit. Hufff, itu bikin bete.
Naskah-naskah seperempat jadi bertaburan di laptopku dan kadang aku bingung
untuk melanjutkannya. Tetapi hari ini menjadi sejarah baru bagiku. Aku mendapat
sebuah email bahwa hasil penelitianku dan kawan-kawan yang tergabung dalam
Penelitian Sistematis STPN 2013 telah dibukukan. Aku melihat namaku disana,
sebagai salah satu peneliti. Aku membaca hasil tulisanku. Kini, aku telah
menjadi penulis meski tulisanku hanya secuil dan bergabung bersama
penulis-penulis lainnya. Sungguh, aku bahagia.
![]() |
Namaku, adalah satu dari tiga periset di Register 45, Mesuji. |
Jika nanti aku
telah mendapatkan hasil cetak buku tersebut, akan kubawa ia pada keluargaku dan
bilang bahwa kelak, dimulai tahun ini mereka akan mendapat kiriman buku atau
novel lebih banyak lagi dengan aku sebagai penulisnya. Aku ingin menunjukkan,
bahwa selain uang dan kekayaan (yang belum bisa aku tunjukkan sebagai tolak
ukur sukses ala konvensional), ada kebanggaan lain yang mereka lihat dariku.
Sebab, aku memang ingin menjadi penulis.
HIKMAH
Dua rekanku, Bang
Oki dan Mbak Wulan adalah dua penulis hebat yang sudah malang melintang dalam
dunia kepenulisan baik artikel, buku maupun jurnal. Bang Oki adalah seorang
mahasiswa S3 Ilmu Hukum dan Mbak Wulan adalah seorang antropolog. Sebagai pemula
aku banyak belajar dari mereka bukan saja mengenai pengalaman, ketekunan
menulis dan mempublikasikannya, kekayaan mereka akan bahan bacaan, dan semangat
mereka dalam mengejar berbagai kesempatan. Ketika namaku bersanding dengan nama
keduanya, aku seperti alien yang muncul entah dari mana dan bergabung sebagai
penulis. Ya, seperti bara konflik di Mesuji tak kunjung usai, begitu juga bara
semangat dalam diriku mengenai menulis.
Bandar Lampung, 13
Februari 2014
No comments:
Post a Comment