![]() |
The Ark. Sumber: treadhunter |
Sebagai
Muslim, imajinasiku tentang Bahtera Nuh adalah sebuah kapal yang sangat besar,
canggih dan kuat, sebagaimana yang digambarkan Al-Qur'an. Kapal super
besar itu mengarungi bumi yang ditenggelamkan banjir bandang selama beberapa
bulan sebelum akhirnya banjir kering dan kehidupan baru dimulai. Dalam hal
kaitannya dengan teknologi, aku sebenarnya mempertanyakan seperti apakah
sistem yang dibuat Nabi Nuh sebagai Insinyur kapal kayu tersebut? Bisa dibayangkan
ada berapa ratus pasang hewan yang dibawa masuk, tumbuh-tumbuhan, air
bersih, makanan dan pakan ternak selama pelayaran tersebut?
Jika semua
spesies hewan dan tumbuhan yang hidup sekarang ini adalah apa yang terdapat
dalam perahu Nabi Nuh kala itu, bagaimana dulu Nabi Nuh dan umatnya melakukan
upaya pengumpulan semuanya dari seluruh dunia? Ketika dunia heboh
dengan penemuan Bahtera Nuh di Gunung Ararat, Turki, sebenarnya aku jadi
semakin bertanya-tanya apakah benar Bahtera Nuh berlabuh di Turki?
Sebuah
novel karya Boynd Morrison yang
berjudul 'The Ark' berkisah mengenai Bahtera Nuh dari sudut
pandang lain dan mengajak kita untuk berimajinasi mengenai dunia teknik,
arkeologi, kimia, biologi dan teklnologi canggih lainnya.
Novel
yang menarik ini berkisah tentang Dr. Tyler Locke -seorang mantan insinyur
tempur Angkatan Darat Amerika yang juga pendiri Gordian Engineering- dengan
seorang Arkeolog bernama Dr. Dilara Kenner yang berusaha menghentikan ulah
seorang fanatik pemimpin Gereja Air Kudus sekaligus miliarder pemilik
perusahaan farmasi terbesar di Amerika bernama Sebastian Ulric yang hendak
melenyapkan miliaran manusia dengan sebuah senjata biologis bernama Arkon-C.
Ulric
dan pengikutnya percaya bahwa kejahatan dan kekacauan yang dibuat miliaran manusia
di bumi harus dihancurkan dengan kematian manusia massal, dan ia
menganggap dirinya mendapat mandat dari Tuhan untuk melakukan penyelamatan atas
segelintir manusia terbaik untuk misi membangun Dunia Baru. Dengan kekayaannya,
ia membangun sebuan bunker dengan fasilitas super lengkap di pulau Orcas yang
kemudian disebut sebagai Bahtera Ulric atau bentuk modern dari
Bahtera Nuh. Bunker tersebut dapat menampung 300 orang warga sipil dan puluhan
petugas, serta cadangan listrik, makanan dan aneka kebutuhan manusia selama
beberapa bulan.
Dengan licik, Ulric berhasil
merebut sebuah senjata rahasia dari Bahtera Nuh yang berhasil ditemukan oleh
seorang arkeolog Turki bernama Hasad Arvadi yang ia bunuh. Senjata itu ia
namakan Arkon-A. Setelah dimodifikasi di laboratoiumnya di pulau Orcas, timnya
berhasil membuat Arkon-B yang ujicobanya berhasil memusnahkan 27 penumpang
pesawat jet pribadi milik artis terkenal Rex Hayden.
Arkon-B merupakan
senjata biologis yang mematikan, namun tidak meninggalkan jejak sehingga
membuat pusing FBI. Karena dianggap bereaksi terlalu cepat, maka Ulric membuat
modifikasi terbaru yang kemudian ia namakan Arkon-C. Ia bermimpi bahwa Arkon C
akan bekerja mendunia, dan dalam jangka waktu beberapa bulan ia bisa membangun
dunia baru dengan manusia-manusia yang bersih.
Namun,
seorang bernama Sam Watson yang bekerja di salah satu perusaahan farmasinya
membelot dan memberitahu rencana tersebut pada Dilara Kenner, putri Hasad
Arvadi yang menghilang tiga tahun sebelumnya. Tapi, Sam Watson kemudian dibunuh
oleh racun didepan mata Dilara yang kemudian menjadi sasaran pembunuhan Ulric
selanjutnya. Dilara selamat dari beberapa rangkaian pembunuhan terencana dan
berhasil bertemu dengan Tyler di sebuah lokasi kilang minyak di laut Artik.
Mereka berdua kemudian bekerja sama dan berhasil menguak rencana Ulric untuk
mengancurkan dunia.
Tyler
yang skeptis tidak percaya bahwa ayah Dilara berhasil menemukan Bahtera Nuh,
dan tidak percaya bahwa Bahtera Nuh adalah sebuah perahu super besar yang berlayar
diatas air bah. Menurutnya, secara logika, perahu yang ukurannya disebutkan
secara jelas dalam Alkitab tersebut dan terbuat dari kayu, akan terburai pecah
saat berlayar karena daya lentingnya. Ia paham itu karena ia seorang insinyur.
Namun, Dilara ngotot bahwa Bahtera Nuh benar-benar perahu super besar
sebagaimana dijelaskan Alkitab. Dalam sebuah penculikan yang dilakukan Ulric,
karena misinya di kapal pesiar Genesis Dawan dikacaukan Tyler, Dilara baru tahu
bahwa Bahtera Nuh bukanlah perahu.
Ulric menjelaskn pada Dilara
bahwa bunkernya di pular Orcas adalah replika modern atas Bahtera Nuh. Prion
yang Hasad Arvadi temukan didalam Bahtera merupakan senjata yang pada zaman Nuh
telah memusnahkan manusiam hewan dan tumbuhan. Berdasarkan teknologi itu, tidak
ada banjir bandang pada zaman Nabi Nuh sehingga gunung-gunung tetringgi pun
terendam air bah. Menurutnya, secara logika meski semua salju mencair dan hujan
turun terus menerus, bumi tidak mungkin terendam seluruhnya, dan jika tenedam
seluruhnya kemudian kemana air itu pergi sehingga yang tersisa saat ini hanya
sebagian saja.
Maka, Ulric menjelaskan bahwa yang dimaksud bandang pada zaman
Nabi Nuh adalah sebuah wabah yang disebabkan oleh sebuah racun dan wabah itu
memusnahkan peradaban karena terbawa air banjir ke seluruh dunia. Dalam
proyeknya, Ulric telah memodifikasi Arkon-A menjadi Arkon-C, sehingga senjara
itu hanya akan menghancurkan tubuh manusia, namun tidak dengan hewan dan
tumbuhan.
Namun,
rencana Ulric untuk membumihanguskan manusia gagal karena campur tangan Tyler,
FBI dan pemerintah Amerika. Meski ia kemudian bisa melairkan diri hingga ke
Turki, ia tetap tidak bisa menembus Bahtera Nuh. Tyler, Dilara dan Grant,
berhasil menemukan jasad Hasad Arvadi si biara Khor Virap. Mereka juga berhasil
menemukan Bahtera Nuh yang ternyata merupakan bunker kayu berarsitektur canggih
didalam punggung timur gunung Ararat.
Akhirnya mereka percaya omongan Ulric
bahwa Bahtera Nuh bukanlah perahu. Tyler dan Dilara berhasil menemukan Azimat
Sen, apa yang disebut Ulric sebagai Arkon-A, yaitu prion yang dapat
menghancurkan. Dalam upaya perebutan Azimat tersebut, terjadi baku hantam
antara rombongan Ulric dan Tyler. Namun, rombongan Tyler menang dan
berhasil memusnahkan senjata itu di pabrik peleburan baja.
Berikut beberapa tulisan dan referensi
menarik tentang Bahtera Nuh:
Kisah yang menarik, berhubung penemuan diklaim sebagai Bahtera Nuh di gunung Ararat masih berupa kontroversi. Kita hanya harus menunggu pekerjaan para arkeolog selesai dan bahtera Nuh benar-benar ditemukan, entah benar-benar merupakan perahu atau bunker didalam gunung. Kisah tentang banjir bandang di bumi terdapat di berbagai bangsa dan agama, dan sebagai Muslim aku percaya meski entah itu sebagai kejadian banjir oleh air atau metafora banjir sebagai wabah. Kita harus mempelajarinya
Depok,
16 April 2013
No comments:
Post a Comment