![]() |
Women with hijab (Sumber: theconversation.com) |
Dalam
definisi awam kita bisa memaknai Hijab sebagai pakaian yang menutup seluruh
aurat perempuan kecuali wajah dan telapak tangan. Macem-macem namanya sih,
populernya sih jilbab. Dulu orang memaknai Hijab/ Jilbab sebagai kerudung penutup
kepala yang dalam bahasa Inggris berarti Headscraft. Kalau sekedar penutup
kepala, pakai topi atau sembarang kain juga semua orang bisa. Namun, hijab
adalah tentang keimanan kepada Al-Quran dan sebagai bentuk identitas pakaian
perempuan Muslim.
Dahulu
kala nih ye... perempuan berhijab itu modelnya ya pake baju kurung, dan
kerudung dengan beberapa model yang monoton. Untuk kegiatan outdoor biasanya
bikin gerah dan ribet. Trus nggak fashionable, sehingga seringkali
para perempuan berjilbab tuh dianggap punya selera mode yang aneh.
Dulu
ada banyak cerita memilukan tentang perjuangan para perempuan dalam berjilbab,
sebab negara melarang perempuan berjilbab. Ya alasannya supaya gak kepanasan
lah, supaya kelihatan kuping lah, supaya kalau dikejar anjing bisa lari lah,
supaya gak ke-cap Islam fundamental lah, supaya bla bla bla. Sampe-sampe
di sekolah-sekolah pada ribet, mau photo buat keluluhan harus kelihatan
telinganya. Ih, kan aneh masa photo pake jilbab tapi telinganya harus
kelihatan. Menghina banget tuh kebijakan.
Lain
dulu, lain sekarang....
Kalau
dulu harus maen kucing-kucingan buat bisa berjilbab, sekarang jilbab justru
merupakan bagian dari mode. Dimana-mana perempuan berjilbab manis, modis, dan
cantik. Sebenarnya entah kapan awalnya booming hijab di
Indonesia sampa-sampe sekarang udah ada hijab community segala. Pokoknya
dimana-mana pasti ada perempuan berhijab. Mulai dari anak kecil, pelajar,
mahasiswi, dosen, guru, pedagang, pengacara, polisi, polwan, pejabat, artis,
seniman, aktivis, penulis, aktris, reporter, jurnalis, perawat, dokter, psikolog,
tukang sapu jalanan, cleaning service, karyawan bank, model, photografer,
petualang, dan sebagainya.
Dampak
menggembirakan dari semua itu adalah laris manisnya produk hijab mulai dari
kerudung, selendang/ pasmina, daleman jilbab, gamis, abaya, gaun, sampe kaos
kaki. Dimana-mana dipastikan ada toko yang jual hijab mulai dari pasar
tradisional, mal besar, sampe online market.
Di
kalangan anak muda, sekarang populer komunitas hijabers yang salah satu
pencetusnya adalah putri sulung Kyai kondang Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym,
yaitu Ghaida Tsurayya, yang juga punya butik di Bandung dan sekitarnya. Ada
juga desainer muda bernama Dian Pelangi dengan desain ceria yang sudah
mendunia. Bukan cuma di Indonesia yang notebene menjadi pusat hijab dunia, seorang
desainer muda asal Inggris bernama Hana Tajima Simpson juga terkenal dengan
gaya hijabnya setelah memutuskan memeluk agama Islam. Alhasil, ABG
sekarang tampil lebih modis dengan hijab, dan semakin hari jumlah mereka
semakin bertambah. Sebelumnya, Indonesia sudah meluncurkan produk
dengan brand Rabbani yang bergerak khusus dalam pembuatan kerudung Instan.
Hm,
jadi ingat puisi jadulnya Emha Ainun Najib yang berjudul 'Lautan
Jilbab'Tak lama lagi, lautan jilbab itu akan benar-benar jadi
kenyataan.
Hebatnya
lagi, perkembangan fashion Islami ini bukan hanya menjadikan para perempuan
muda berbondong-bondong berjilbab, tapi juga berpenghasilan. Awalnya hanya ada
beberapa orang seperti Dian Pelangi dan Ghaida
Tsurayya yang membuat hijab fashion blog, lama-kelamaan banyak
perempuan muda yang akhirnya menjadi blogger dan mengembangkan bakat mereka
dibidang fashion sekaligus penulis dengan menjadi hijab fashion blogger.
Sederhana
saja, mereka membuat blog (yang pasti web gratisan ya...), bercerita tentang
keseharian dan impian, lalu memasang photo mereka dan kegiatan mereka dan
kreasi hijabnya. Well, saat banyak followers tertarik
dengan hijab style mereka, ide untuk membuat brand pun muncul,
dan jadilah mereka pengusaha muda. Soleh, cantik, muda dan berpenghasilan.
Bahkan, ada tiga sahabat yang menekuni bidang ini kemudian menulis buku
mengenai pengalaman mereka sebagai hijab fashion blog. Tambah kaya dan terkenal
kan?
Mungkin
memang tidak terlalu signifikan hubungan antara semakin bertambahnya kuantitas
perempuan muslim yang berhijab dengan proses kebangkitan Islam (pikiran
negatif atau positif ya ini???). Kebangkitan kan biasanya bertonggak dari
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Nah, disinilah kita bisa
menghubungkan antara kuantitas hijabers dengan proses kebangkitan Islam. Ketika
jumlah perempuan muslimah yang berhijab bertambah, tentu dengan cerita
masing-masing ya, maka akan membuka kesempatan pada bertambahanya kebutuhan
akan forum-forum kajian keIslaman dan kajian terhadap buku-buku Islami.
Well, berkaitan erat kan? Sehingga ilmu pengetahuan
yang berbasis Al-Qur'an akan kembali bangkit. Saat perempuan muslim bangkit,
maka Islam akan bangkit sepenuhnya dan bye bye keterbelakangan! Selain
itu, dari sudut pandang ekonomi kehadiran para hijabers ini mendulang rezeki
bagi aneka kegiatan mulai dari hal-hal kecil seperti poduksi benang, jarum,
hingga tukang pos. bayangkan saja dimana-mana transaksi jual-beli hijab itu
laris manis. Semakin banyak pula perempuan muda yang mulai mandiri dan tidak
menggantungkan kondisi keuangan pada kedua orangtua untuk bisa gaya.
Kita
gak usah lagi pesimis, percayalah, selangkah demi selangkah Islam dan cahayanya
akan kembali bangkit. Setiap Muslim hanya harus bekerja dan berkarya
berdasarkan kapabilitas masing-masing. Layaknya membangun sebuah Istana,
pastilah setiap material memiliki peran yang berbeda mulai dari batu, bata,
semen, pasir, air, kayu, tanah, paku, cat, pigura, pot bunga, karpet, kunci dan
anaknya, tanah, rumput, dan sebagainya. Kita saling melengkapi dengan karya dan
saling berdo'a untuk kemajuan bersama...
Oke,
ceritanya sampai disini saja ya...
Depok, 5 Agustus 2012
-pagi yang cerah-
No comments:
Post a Comment