Minggu lalu aku memborong buku-buku karya Dewi Lestari di salah satu toko buku
nan sederhana di dekat stasiun UI. Ada tetralogi Supernova, Perahu Kertas,
Filosofi Kopi, Madre dan Rectoverso. Sebelumnya aku berencana menyelesaikan
buku-buku tersebut sebelum berangkat ke Jogja tanggal 26, dan sebelum aku
ketemu semua karya Pram. Saat liburan ke Cisolok tanggal 15-17 kemarin aku
membawa 3 buku Supernova dan 1 buku karangan Leo Tolstoy, berharap dapat
menyelesaikannya disana.
Alhamdulillah, Supernova: Kesatria, Putri dan Bintang
Jatuh selesai dengan menyisakan segudang pertanyaan, ditambah dengan setengah
Supernova: Akar. Alhasil 2 buku lainnya tidak tersentuh *bawaannya capek dan
ngantuk* dan harus aku selesaikan dalam beberapa hari ini. Hari ini, tepatnya
sekitar jam 4 sore tadi aku baru selesai membaca Supernova: Akar. Sebelum aku
mulai membaca Supernova: Petir dan Supernova: Partikel, aku akan menuliskan
pandanganku terhadap dua buku pertama yang telah kubaca di blog ini.
SUPERNOVA: Kesatria, Putri
dan Bintang Jatuh
Salut untuk Dee, nama pena Dewi Lestari, yang
telah menulis karya spektakuler ini. Diawali dengan kisah Dimas dan Reuben, dua
pemuda yang tak sengaja bertemu di Amerika 10 tahun lampau dan menjadi pasangan
gay. Buku ini bercerita tentang kehidupan mereka berdua di salah satu sudut
Jakarta dalam rangka menulis sebuah karya Masterpiece mereka berdua. Dalam
cerita mereka ada beberapa tokoh: Kesatria, Putri dan Bintang Jatuh.
Cerita ini
dibuat berdasarkan dongeng yang Dimas dengar ketika ia masih kecil, namun ingin
ia angkat kembali dengan cara berbeda. Maka ia menciptakan karakter Kesatria
yang dalam kehidupan nyata paralel dengan Ferre, seorang pemuda sukses dan gila
kerja sampai-sampai lupa pada cinta. Ferre terkenal dan menjadi buah bibir:
tampan, mapan, sukses dan terkenal, tapi tak pernah mau diwawancarai oleh
televisi atau majalah.
Dimas kemudian menciptakan karakter Putri
yang akan membuat Kesatria jatuh cinta dan mengejarnya sampai ke langit yang
dalam kehidupan nyata paralel dengan Rana, seorang jurnalis muda
dari majalah wanita yang berhasil melakukan wawancara dengan Ferre. Gara-gara
berhasil melakukan wawancara dengan Ferre, Rana jatuh cinta pada lelaki itu dan
mulai bersikap acuh pada suaminya, bahkan ia merasa diperkosa saat melakukan
hubungan seksual dengan suaminya.
Diceritakan bahwa Rana menikahi suaminya
untuk memenuhi keinginan orang tuanya yang ningrat sehingga keinginannya bercerai
dari suaminya amat sulit karena akan mencoreng kehormatan dua keluarga ningrat,
meski ia merasa pernikahannya terasa hambar. Dilain pihak Ferre merasa ia jatuh
cinta pada Rana dan tidak peduli meski Rana adalah istri orang. Pacaranlah
mereka berdua dengan kucing-kucingan.
Dimas kemudian menciptakan tokoh Bintang
Jatuh yang hendak mengambil Putri dari Kesatria, yang dalam kehidupan nyata
paralel dengan Diva, seorang top model nan cantik dan dikenal pula sebagai miss
5000 dollar alias pelacur kelas atas dengan bayaran 5000 dollar. Dari pekerjaan
melacurnya Diva berkenalan dengan banyak klien yang suka berbagi pengalaman dan
ilmu dengannya mulai dari politik, ekonomi, hukum hingga sosial kemasyarakatan.
Dari hasil melacur pula Diva memiliki rumah mewah di real estate, membiayai
sekolah anak-anak supir pribadinya, membangun sekolah dan perpustakaan untuk
mereka yang tidak mampu dan membangun kebun kecil di pekarangannya. Diva
memiliki hubungan dengan Gio, seorang lelaki yang suka bertualang menyusuri
sungai-sungai di dunia.
Semua tokoh yang diceritakan Dimas kemudian
terbentur masalah akibat ulah mereka dan semua curhat pada Supernova. Alur tak
tertebak: Rana kembali pada suaminya setelah sebelumnya ingin bercerai, Diva
mengurung diri di rumahnya dan hanya mengurus kebunnya dan membuat kue. Ferre
patah hati dan pekerjaannya menjadi kacau. Suatu malam Ferre dan Diva saling
memandang dari jendela rumah masing-masing dan menyadari bahwa selama
bertahun-tahun mereka bertetangga.
Ferre akhirnya tahu bahwa Diva adalah sang
Supernova. Mereka berdua kemudian sering mengobrol dan menghabiskan hari-hari
bersama di kebun kecil Diva sambil menikmati kue-kue buatan Diva. Suatu hari
Diva ingin pergi ke Bolivia dan ia menitipkan dana untuk sekolah yang ia bangun
pada Ferre.
Alur cerita masih belum kupahami, mana yang
pararel dengan tulisan Dimas dan mana yang berjalan sendiri. Namun, yang aku
pahami dari buku ini adalah bahwa Dee tidak menciptakan tokoh utama dan
menurutku sebagian dari Supernova adalah cerminan intervensi Dee dalam karyanya. Aku
lumayan bingung karena dalam beberapa dialog antara Reuben dan Dimas sempat
diceritakan tentang sebuah Majalah yang sangat bosan dibaca Reuben yang
dihalaman didalamnya ada gambar sang top Model, Diva. Trus Dimas dan Reuben
juga sempat chatting dengan Supernova.
SUPERNOVA: Akar
Buku kedua ini tidak satu kata pun bercerita
tentang aktivitas Dimas dan Reuben, atau Ferre dan Rana meski diawal cerita ada
tokoh Gio yang ada di buku sebelumnya dan Diva yang dinyatakan hilang di hutan
karena disergap kegelapan. Lalu cerita dilanjutkan dengan kisah Bodhi yang
menggunakan kata 'Aku' untuk menceritakan seluruh isi buku. Lumayan pusing
dengan isi buku kedua ini karena banyak mengandung pemahaman dalam ajaran
Buddha dan ajaran lain yang aku tak tahu.
Bodhi menceritakan tentang banyak
kemustahilan yang ia alami tapi ia alami dengan sadar, kebosanannya pada hidup
dan keinginannya untuk mati, pengalamannya berkeliling Asia Tenggara dengan
suka dukanya, aneka pertanyaan yang tak kunjung ia temukan jawabannya hingga
pemaknaan terhadap lambang-lambang pada tato yang dibuatnya, pertemuannya
dengan orang-orang unik dari banyak negara dan pertanyaannya tentang Tuhan.
Huh, sangat sulit memahami karakter Bodhi dan semua ceritanya dalam buku ini.
Mungkin saja Keresahan Bodhi adalah keresahan Dee.
Sekali lagi, cerita diakhiri
dengan tanda tanya: mengapa tiba-tiba ada surat misterius untuk seseorang
bernama Akar. Pesannya agar ia menjaga Petir. Lalu apa isi buku Supernova:
Petir? Apa maksud pernyataan perjalanan selama 2500 tahun? Apakah Bodhi
= Akar = Avatar *karena kepalanya botak dan selalu ia sembunyikan
dengan memakai bandana*
Arggggghhhh, kepalaku capek.
Keunikan lain dari serial Supernova ini
adalah desain sampul. Misal pada Supernova: KPBJ menggunakan simbol Supernova
Web yang menurutku mirip jaring laba-laba, yang dalam buku pertama memang
disebut sebagai jaring laba-laba kehidupan. Sampul Supernova: Akar menggunakan
simbol 'Flower of Life' yang mirip sekali dengan bunga Krisan. Penggunaan
lambang-lambang tersebut tentunya memiliki maksud tersendiri dan kupikir erat
kaitannya dengan ajaran Buddha atau kepercayaan lokal dari berbagai negara.
Depok, 22
Juni 2012
No comments:
Post a Comment