![]() |
Maryanka dan Olenin |
Olenin,
pemuda bangsawan terkaya di Rusia ingin melupakan hingar-bingar masa lalunya.
Baginya menjalani kehidupan sebagai bangsawan yang serba berkecukupan
membuatnya tak memiliki mimpi. Main kartu, pesta, makan-minum dan tiba saatnya
ia menginginkan tantangan yang mengalihkan kebosanan hidupnya. Sebagai
bangsawan yang mudah mendapatkan perhatian gadis-gadis, Olenin bahkan tidak
percaya pada cinta. Baginya cinta itu omong kosong dan nampak tidak pernah ada.
Bergabunglah ia dengan militer yang akan ditugaskan di Kaukasus, yang tinggal
dengan paramiliter atau yang disebut orang-orang Kazak. Ia ingin menunjukkan
sikap nasionalismenya kepada Rusia yang tengah berperang dengan orang-orang
Chechnya. Perjalanannya meninggalkan Moskow membuatnya terkagum-kagum oleh segala hal.
Olenin terkagum-kagum pada gunung salju yang terpahat megah dan kuat yang bagi
penarik kereta merupakan hal biasa. Olenin juga terkagum-kagum pada suara
angin, langit yang biru, alam yang liar dan baru baginya hingga sikap
orang-orang Kazak yang liar tapi pekerja keras.
Didampingi
seorang pelayannya, Olenin menyewa sebuah gubuk milik penduduk di desa Kazak,
milik orang yang paling disegani di desa itu. Status kebangsawanannya membuat
para prajurit menaruh hormat padanya dan membiarkannya tinggal di tempat
berbeda dengan para prajurit. Ia terkagum-kagum dengan orang Kazak yang
sebagian besar kaum lelakinya menghabiskan waktu untuk berjaga di pos,
sementara para perempuan bekerja di ladang-ladang anggur dan menggembalakan
ternak di padang rumput.
Perempuan-perempuan Kazak memiliki perawakan yang tegap seperti laki-laki,
namun kecantikan mereka sungguh memukau. Bertemulah Olenin dengan Maryanka,
putri induk semangnya yang membuatnya terpikat sekaligus takut. Maryanka
membuatnya jatuh cinta setengah mati sekaligus tak ingin menjalin hubungan
dengan gadis itu. Olenin masih tak percaya pada cinta.
Maryanka
adalah primadona sebab ia sangat cantik, pekerja keras dan bertubuh tinggi lagi
kekar, dengan kulit putih yang mulus. Namun Eroshka, lelaki tua mantan prajurit
kebanggaan Kazak dimasa lalunya yang sehari-hari menemaninya mabuk dan berburu
di hutan berjanji padanya untuk mencarikannya gadis lain yang tidak kalah cantik
sebab Maryanka telah dijodohkan dengan pemuda kebanggaan orang Kazak, Lukashka
dan mereka akan menikah tahun depan.
Sayangnya, cintanya pada Maryanka yang semakin tumbuh dalam hatinya maembuatnya
hanya bisa memandangi Maryanka dari beranda gubuknya. Ia berjanji jika bisa menikahi Maryanka maka ia akan mendaftarkan namanya untuk menjadi warga desa
Kazak, membeli gubuk dan sebidang kebun anggur untuk menjalani hidup dengan
Maryanka.
Olenin
kemudian sering berkunjung ke gubuk induk semangnya dan membicarakan banyak
hal. Induk semangnya bersikap sangat ramah -terkesan berlebihan- manakala tahu
bahwa Olenin merupakan bangsawan terkaya di Rusia. Kunjungannya yang semakin
sering itu membuat Lukashka curiga bahwa ada hubungan antara Olenin dan
Maryanka. Terutama setelah Olenin memberikan seekor kudanya secara cuma-cuma
kepada Lukashka setelah pemuda itu mengantarkannya pulang ke desa saat ia
tersesat di hutan setelah berburu.
Kedermawanan Olenin kemudian diketahui seluruh desa dan barulah mereka percaya
bahwa Olenin adalah orang yang sangat kaya. Suatu hari setelah
berbincang-bincang dengan induk semangnya dan Eroshka sampai mereka mabuk, di
gubuk keluarga Maryanka, ia menyatakan cinta dalam keadaan mabuk sebab ia tak
bisa menahan perasaannya pada gadis itu. Maryanka hanya memandanginya dengan
mata besarnya yang cantik.
Esoknya,
dalam pesta merayakan panen raya tahun itu, Olenin ingin mendapatkan jawaban
Maryanka agar mereka bisa menikah dan gadis itu melepaskan Lukashka. Atas pengaturan
temannya, mereka bertemu di rumah Ustenka dan bicara mengenai perasaannya dan
memastikan Maryanka mau menikah dengannya. Maryanka mengatakan bahwa semua
bukan bergantung pada dirinya melainkan pada ayahnya. Maka Olenin berjanji akan
bicara pada induk semangnya soal keinginannya menikahi Maryanka.
Pagi
hari, saat ia berencana ke rumah induk semangnya untuk membicarakan perihal
keinginannya menikahi Maryanka, ia melihat beberapa prajurit Kazak tengah ribut
dan bersiap menyerang musuh. Meski Olenin tak diinginkan dan diacuhkan, namun ia
mengambil senjata dan menaiki kuda serta mengikuti rombongan yang dipimpin
Lukashka untuk menyerbu musuh. Olenin membuntuti Lukashka.
Dalam proses itu, Olenin takjub pada semangat prajurit Kazak, pada strategi
mereka dan pada sikap patuh mereka pada Lukashka meski dalam pasukan itu
Lukashka bukanlah pimpinan. Ia takjub pada keberanian mereka untuk membunuh
sesama manusia bernama musuh, orang Abrek. Dalam baku hantam, musuh telah
tertembak dan Lukashka berhasil meraih seorang Abrek untuk dijadikan tawanan
dan dibawa ke Desa. Namun, musuh menembaknya hingga ia rubuh.
Mendengar
Lukashka sekarat seluruh desa bersedih, juga Maryanka yang merupakan tunangannya. Sejak hari itu Maryanka tak lagi mau bicara pada Olenin, bahkan
memandangnya dengan penuh kebencian dan rasa jijik seakan-akan menuduh bahwa
Olenin yang sengaja membuat Lukashka sekarat. Olenin tak lagi punya harapan
saat Maryanka tak lagi mau bicara dengannya, bahkan mengusirnya. Olenin
memutuskan untuk dipindahkan ke benteng dan berbaur bersama prajurit yang lain.
Huhuhuhuhuhu.. aku sebel banget endingnya nggak jelas. Hubungan Olenin dan Maryanka terputus sampai disitu
saja, dan halaman-halaman terakhir buku hanya menceritakan soal penyerbuan,
perang. Olenin tetap saja takjub pada keberanian manusia untuk membunuh sesama
manusia.
Namun,
secara garis besar aku suka buku ini. Leo Tolstoy sang penulis telah
menyuguhkan detail desa Kazak di Kaukasus yang bagiku sama sekali tak
terbayangkan. Memang aku bisa menikmati cerita yang dipenuhi detail, seperti
beberapa percakapan yang menggunakan bahasa Perancis dan Georgia, hingga detail
mengenai penjagaan di pos, kebiasaan meminum anggur, pesta, perburuan dan
bahasa sehari-hari yang sangat kasar. Orang Kazak sepertinya bisanya
mengucapkan kata-kata kasar seperti "Babi", "Anjing",
"Setan" kepada siapapun bahkan kepada keluarganya sendiri. Iiiih
merinding aku dibuatnya.
Satu
hal yang sangat tak bisa kulakukan selama membaca buku ini adalah:
mengimajinasi tokoh-tokoh, desa, gubuk, pegunungan, padang rumput, pesta,
perburuan, hutan, sungai, ladang anggur, dan segala hal yang diceritakan dalam
buku ini. Entah karena Kaukasus adalah wilayah yang hanya aku ketahui melalui
peta dunia dan beberapa buku sehingga otakku sama sekali tak memiliki kenangan
mengenai gambar hidup yang bisa memanduku berimajinasi. Selama membaca otakku
kosong. Gagal bekerja sama rupanya.
Depok,
3 Juni 2012
No comments:
Post a Comment