![]() |
Setiap orang pasti memiliki kenangan tak terlupakan pada tempat-tempat yang pernah dikunjunginya dalam hidupnya. Begitu pun denganku. Oktober 2012, saat musim gugur menyambangi negara-negara di Amerika, aku tiba disana sebagai pelajar internasional. Itu perjalanan pertamaku ke luar negeri. Saat berkendara dari Bandara, mataku langsung tertuju pada pepohohan yang sedang berubah warna. Tak henti aku memuji kebesaran Tuhan atas keindahan pergantian musim di negara subtropis. Aku tinggal disana hingga menjelang musim dingin. Saat aku meninggalkan kota itu dan pulang ke Indonesia, salju tak pernah turun. Jadi, ya, aku tak sempat memiliki pengalaman bercumbu dengan salju.
Meskipun demikian, Fayetteville hidup didalam kenanganku. Banyak hal terjadi dalam hidupku selama 90 hari tinggal di kota itu. Pada nyanyian burung yang membangunkanku di pagi hari, pada alamnya dan sungai-sungai kecilnya yang bersih, pada canda tawa teman-teman internasionalku, pada pohon-pohon cantik seperti di negeri dongeng, pada kegilaan kami dalam menikmati kota itu, pada celoteh kami atas banyak hal, pada keterpanaan kami akan sistem dan kebijakan sosial di kota itu. Ya, pada banyak hal yang begitu berbeda dari kehidupanku yang teramat panjang di Indonesia.
Berikut adalah beberapa hasil jepretanku pada suatu sore, sebelum aku berbelanja bersama kawan-kawan Indonesia ke Asian Store. Saat itu bulan Desember, dan pepohonan mulai telanjang, ditinggalkan selimut daun yang harus menjadi humus.
![]() |
Melihat beberapa photo bahwa apartemen itu kini berselimut salju, jelas membuatku sangat merindukannya. Ingin sekali lagi mengunjungi Fayetteville, dan melihat hal-hal yang pernah kulihat pada musim gugur tahu lalu, yang menjadi putih pada musim ini. Aku ingin menjenguk pepohonan yang warnanya merah sepanjang tahun. Dan tupai-tupai yang bersembunyi di pekarangan. Tentu indah sekali jika memiliki kenangan disana saat musim dingin. Saat halaman menjadi putih, seakan-akan bangunan itu memang ada diatas awan. Saat sejenak berkhayal memasuki lemari ajaib dan tiba di dunia Narnia hanya karena menyibak beberapa pakaian yang digantung didalam lemari. Tetapi, biarlah salju menjadi kebahagiaan tersendiri bagi siapapun yang saat ini tinggal di apartemen itu, sebab setiap orang ditakdirkan bersama kenangan mereka masing-masing.
Semoga suatu saat aku bisa kembali ke negeri Paman Sam, dan berkesempatan menikmati musim dingin yang puitis. Mungkin untuk belajar, bekerja atau untuk kegiatan kenegaraan yang lebih berwibawa. Semoga saja....
Bandar Lampung, 8 Desember 2013
-Udara sore di kota ini lumayan panas, sesekali ayam jantan bekokok menengahi nyanyian lagu khas 'Lampung' dari sebuah pesta, entah dimana. Aku masih menyelesaikan buku 'Dunia Sophie' sambil menikmati ubi rebus dan segelas kopi disela-sela mengerjakan bagian akhir Tesisku. Kuharap sejak awal 2014, akan ada banyak perubahan menarik dalam hidupku-
No comments:
Post a Comment